Selasa, 27 Juli 2010

Awal yang Indah

Lama sudah Indah tak datang kemari, setidaknya kirimilah surat adekmu ini, bertatap muka ia selalu di nurani, hendak berkata tapi tak bermimpi...

Bingkai wajah tak seindah isinya, dibungkus kertas tertawa bahagia, mendengar alunan langkah mendesah, bak daun tergores angin merontah...

Setangkai mawar itu bukan selembar daun, apalagi seonggok kayu, itu juga bukan secuil kue, lain dengan setetes racun, hanya setangkai mawar, mawar, dan mawar....

Pernah ku menggal kalimat, Terputus nian bagai anak tak bertabiat, lingkaran hidup seperti syariat, kembali menentang lalu bertobat....

Seperti pantun tapi tak bersajak, menutup bait dengan gejolak, Satu puisi satu telapak, bermata tajam berwarna hitam berhawa kelam itulah kapak...

Jangan berharap kelak kau kan dapat, Apa yang kau inginkan kadang tak tetap, Selalu menghujat dan meratap, Seolah ragamu tercabik ombak...

Tulisan ini membuat lelah penulisnya, memikirkan satu demi satu, panjang dan panjang, bersatu dan bersatu, terbayang dan terbayang....

Tulisan ini memerahkan penulisnya, hitam.... putih... cokelat.... kelam.... itulah jendelanya...membuat warna terlihat...membuat gelap terasa pekat....

Sajak ini bukan berarti Puisi tanpa arti... lewatkan satu kata... kau tak akan mendapat apa - apa...Karena ini Awal Yang Indah...Hari Ini Hari Yang Indah.... itulah semangat cita - cita ......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar